Perlunya Pemahaman Argumentasi dalam Organisasi

Table of Contents


Organisasi merupakan sebuah sistem kegiatan kerja sama yang dilakukan oleh dua orang ataupun lebih untuk melaksanakan suatu aktivitas yang didalamnya memerlukan komunikasi dengan pencapaian tujuan bersama (Chester I. Bernard). Ketika mengamati dalam pengertian organisasi dari Chester I. Bernard dapat diambil simpulan bahwa urgensi dari sebuah organisasi ialah komunikasi. Kemudian dalam komunikasi saat berdiskusi di organisasi sering muncul perbedaan argumentasi diantara pengurus maupun anggota organisasi. Argumentasi itu apa sih? Dalam KBBI dijelaskan argumentasi yaitu alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

Ketika kita melihat dalam birokrasi disuatu pemerintahan pasti ada banyak perbedaan argumentensi diantara birokrat demi berjalannya birokrasi kedepannya. Lalu pertanyaannya bagaimana menyatukan argumen yang berbeda? Ya salah satu cara yang sering dilakukan adalah mengambil jalan tengah untuk diimplementasikan. Namun dengan syarat semua peserta dapat menerima keputusan. Sehingga akan ada penyelarasan program kerja.

Kebetulan disuatu malam di Kota Semarang saya sedikit bercengkrama dengan kawan saya, panggil saja Ando. Sambil menikmati seduhan kopi hitam dan menikmati semilir angin, kami bercengkrama sampai larut malam dengan mengikuti alur alunan syair buceenn yang menyayat hati, huhuhu. Kemudian tanpa disadari dalam obrolan itu sampai ke urgensi dari sebuah argumentasi disuatu organisasi.

Saya melontarkan pertanyaan terkait pantaskah muncul argumentasi atau bahkan perbedaan argumentasi dalam sebuah organisasi. Ia menjawab “Ya tentu pasti ada dan bahkan itu dapat mengasah keterampilan dalam public speaking”

Saya pun kembali bertanya. “Bagaimana jika disaat statement yang dipaparkan ditolak oleh pengurus/anggota organisasi?”

Jawaban si Ando seperti ini “ya itu wajar, yang lebih tidak wajar adalah ketika tidak diterimanya statment malahan resign dari organisasi tersebut tanpa penjelasan”

Saya pun merekonsiliasi apa yang telah dipaparkan oleh si Ando dalam obrolan malam itu. Perbedaan argumentasi memang wajar, karena paradigma dalam berorganisasi tidaklah semua sama. Namun yang harus digaris bawahi adalah ketika ada perbedaan janganlah panas hitam. Perbedaan argumentasi bisa ditengahi mungkin dengan cara solusi yang tepat agar tujuan kita bisa tercapai. Organisasi membutuhkan pikiran-pikiran yang rasional demi berjalannya organisasi tersebut. Perbedaan argumentasi itu wajar dan kita bisa mengambil hikmahnya untuk kita mungkin bisa mengasah keterampilan dalam public speaking seperti apa yang dikatakan oleh si Ando. Ketika statement kita tidak bisa diterima di forum, ya mau tidak mau kita legowo dan bisa menerima hal ini. Sesuatu hal yang paling urgen ketika ini terjadi ialah tidak resign dari organisasi, karena kita direkrut alasannya yang sering didengar adalah kapabilitas kita yang kuat dalam berorganisas. Meskipun sebenarnya kita masih ragu dengan kapabilitas yang dimiliki dan muncul pemikiran kalau kita nanti kedepannya tidak ada bimbingan dari yang merekrut kita, hihihihi.

Akan tetapi terkadang dalam organisasi bahkan tidak ada munculnya opsi argumentasi. Nah hal ini dapat memunculkan formula problem yang lebih besar di organisasi tersebut. Salah satu contoh akibat ketika tidak adanya manifesto adalah obrolan belakang punggung (Gibah). Dalam obrolan ini banyak menimbulkan stigma dengan dalih menyalahkan sang leader yang tidak mampu menahkodai oganisasi. Padahal di dalam forum sudah diberikan kesempatan untuk speak up dan diberikan kesempatan lagi untuk memberikan argumennya setelah forum, namun bungkam tanpa meninggalkan sepatah kata apapun.

Dari hal tersebut jelas yang memiliki literasi rendah dan tidak mengerti organisasi yang sok ngerti organisasi dan bahkan menganggap lebih senior adalah oknum yg ngobrol belakang punggung. Jelas kata ialah sudah diberikan kesempatan untuk memberikan argumennya, tetapi bungkam dan alhasil menyalahkan sang leader. Hal ini seperti memiliki pasangan yang selalu ditawarin ini itu yang jawabannya TERSERAHHHHHH.

Jadi menurut saya sangat perlu pemahaman argumentasi dalam organisasi untuk kepentingan organisasi kedepannya, karena ketika mempunyai perbedaan paradigma dengan sang leader maka harus diutarakan biar tidak muncul gibahan yang banyak stigma dan ketika memiliki argumentasi harus juga menerima keputusan bersama.

“Tapi sekarang aku berpikir sampai dimana seseorang masih tetap wajar, walau ia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. Seseorang mau berkorban buat sesuatu, katakanlah, ide-ide, agama, politik atau pacarnya. Tapi dapatkah ia berkorban untuk tidak apa-apa” -Soe Hok Gie-


Kontributor : Rekan Fahmi Putra Rindoillah (PR IPNU Bandungharjo)

Posting Komentar