Secuil Puisi Cinta menuju Satu Abad Nahdlatul Ulama

Table of Contents

 

Menangkis Nista

Karya: Wahyu Intan M.N
(Rekanita PR IPPNU Blingoh)


Kala komunis menjabat lokawigna pendatang

Syuhada, Ulama, kyai beserta santri bertekad baja ‘tuk memerang

Kiprah mereka sebagai garda terdepan

Memberantas pengekang munafik beratasnamakan islam


Dikumandangkan takbir menggelegar

Darah merah tercucur masih begitu segar

Lautan manusia bertebaran jatuh bangun pada hamparan

Menegakkan agama penuh penghormatan


Memupuk harap

Menangkis nista

Berdalih tujuan mulia layaknya bagaskara

Berlalu lalang terukir keikhlasan, mengharap rida suci dari-Nya


Nahdlatul Ulama,

Hadirmu menjadi penerang

Terpampang megah, mengangkasa dengan kemuliaan

Panji kebenaran serta kesucian berlayar dengan gagah nan baswara



Indonesia dan Nahdlatul Ulama

Oleh : Faza Maulana
(Rekan PR IPNU Tulakan V)


Dengan berguru pada Bintang sembilan

Yang dilukiskan di bendera hijau Aswaja

NU melangkah berjuang menghidupkan kaderisasi impian

Untuk merawikan ayat-ayat risalah yang dituntunkan


Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

NU dikenang bangsa karena jasanya

Dan akan terkenang dalam gebyar Panji pusaka

Dalam lantunan tembang kesyukuran negara


Di atas kesaksian merah putih berkibar di langit Nusantara

NU menjadi organisasi utama pembela bangsa Indonesia

Dan di bawah Panji Pancasila

NU mengabdi dengan berlandaskan Aswaja


Rancak gagah silat para santri

Bersendikan tekad dan semangat berapi-api

Menemani Indonesia mengoyak para penjajah negeri

Sampai gong kemerdekaan menggaung tinggi


“Sinarlah gelap terbitlah terang“,

NU dengan penuh cinta dan lapang

Rela berjuang sampai kemerdekaan

Karena keoptimisan akan kemenangan


Dari sebait-bait kata yang kita ucapkan

NU sangat berharga untuk bangsa Indonesia

NU Pantut kita anut dan kita cintai

Karena NU mampu menahan badai duniawi


Donorojo, 31 Januari 2022

Posting Komentar