Tantangan IPNU-IPPNU Di Masa Mendatang oleh Selvi Nawang Sari (Pimpinan Ranting IPPNU Blingoh)

Table of Contents


PENDAHULUAN

Pemuda hari ini, adalah pemimpin di masa yang akan datang. Sebagai organisasi terpelajar di bawah naungan Nahdlatul Ulama, IPNU-IPPNU telah membuktikan eksistensinya dalam membangun generasi muda berlandaskan nilai-nilai Islam dan kebangsaan yang tingi memberikan dampak positif di masyarakat. Dengan adanya tantangan yang akan terus ada di depan mata, generasi muda harus mempunyai strategi dalam pengendalian diri untuk masa mendatang. Perkembangan  zaman  yang  semakin  dinamis  di  era  modern,  terlebih  pada  era digitalisasi  memberikan  pengaruh  bagi  generasi  muda  dalam  bersikap  dan  berperilaku. Tantangan ini akan menjadi petaka untuk generasi muda jika tanpa adanya kewaspadaan, perkembangan  moralitas  generasi  muda  sangat dipengaruhi  oleh  keadaan dilema digitalisasi yang kurang terkontrol.

Moralitas generasi muda semakin kompleks dan rentan terhadap pengaruh negatif dari dunia digital yang  luas,  yang  terkadang  tidak  dapat  dikendalikan  hingga  krisis  identitas. Menurut beberapa riset hal tersebut  telah banyak terbukti dengan maraknya perilaku remaja yang mencerminkan rendahnya moral dan akhlak mereka, seperti menonton video pornografi, berkata kasar dan kotor, adanya sikap acuh dan egois, kebiasaan berbohong, sikap tidak menghormati,  minum  minuman  alkohol,  narkoba, seks bebas,  bahkan  melakukan pencurian tanpa rasa malu. Namun, dalam arus perubahan zaman yang begitu cepat, pertanyaan mendasar muncul: ke mana arah gerak IPNU-IPPNU saat ini?

Realita menunjukkan bahwa semangat keilmuan yang seharusnya menjadi ruh pergerakan perlahan meredup. Banyak kegiatan yang lebih berorientasi pada seremonial ketimbang substansi, sehingga menjauhkan organisasi ini dari perannya sebagai pusat pengembangan intelektual dan karakter bagi pelajar. Padahal, tantangan yang dihadapi generasi muda semakin kompleks, mulai dari derasnya arus informasi digital hingga ancaman krisis identitas di kalangan pelajar. Dalam konteks ini, IPNU-IPPNU harus lebih adaptif. Organisasi ini tidak boleh hanya menjadi tempat singgah yang nyaman bagi pelajar, melainkan harus benar-benar menjadi ruang pengkaderan yang membentuk karakter dan pemikiran kritis. Jika IPNU-IPPNU ingin tetap relevan dan progresif, maka pembaruan dalam berbagai aspek; baik ideologi, sistem pengkaderan, maupun strategi gerakan  menjadi suatu keharusan.

IPNU-IPPNU perlu kembali pada ruh perjuangannya dengan menekankan aspek intelektualitas dan keilmuan dalam setiap gerakannya. Kegiatan-kegiatan berbasis riset, diskusi kritis, dan pembentukan budaya literasi harus menjadi prioritas. Selain itu, organisasi ini juga harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan dakwah dan gerakan intelektualnya.

Kini, keputusan ada di tangan para kader. Apakah kita akan membiarkan IPNU-IPPNU hanya menjadi organisasi seremonial yang kehilangan substansi, ataukah kita akan membangkitkan kembali semangat perjuangannya agar menjadi lokomotif perubahan bagi pelajar? Inilah saatnya untuk melangkah maju dengan gagasan dan tindakan nyata. Jangan hanya berjalan di tempat, saatnya bergerak dengan visi yang lebih besar demi kemajuan bersama dalam mewujudkan IPNU-IPPNU yang tidak terbawa arus.


PEMBAHASAN

Sebagai  organisasi  keterpelajaran, yang mempunyai dua tugas utama. Pertama, menjadi wadah bagi generasi muda Nahdlatul Ulama untuk mengembangkan potensinya di bidang anak sekolah, pesantren, dan santri serta  mampu  berkembang  secara  maksimal.  Kedua,  dalam  kapasitas  mereka  untuk menerapkan  kebijakan  Nahdlatul  Ulama  dan  sebagai  penjaga  nilai-nilai  yang  dijunjung tinggi oleh Nahdlatul Ulama, tugas    berat    yang    diemban    IPNU    IPPNU    yaitu mempertahankan nilai-nilai moral generasi muda di tengah sesaknya kemajuan teknologi. Strategi  yang  dapat  dilakukan  oleh  Organisasi  IPNU  IPPNU  dalam  beradaptasi dengan   perkembangan   zaman   di   era   digital   adalah   dengan   menerapkan   kegiatan keagamaan dengan memanfaatkan teknologi digital. Di era globalisasi dan kemajuan digital saat ini, lingkungan keagamaan tidak serta merta menjamin masyarakat otomatis memiliki sisi keagamaan yang baik. Peran komunitas masih diperlukan masyarakat sebagai landasan sosiologis  dan  ideologis.  Organisasi  IPNU  dan  IPPNU  hadir  di  masyarakat  sebagai organisasi yang anggotanya adalah generasi muda. 

Era  digital  mengacu  pada  masa  ketika  teknologi  informasi  dan  komunikasi, terutama  Internet,  telah  berdampak  besar  pada  banyak  aspek  kehidupan  remaja. Era  ini ditandai  dengan  perubahan  besar  dalam  cara  kita  bekerja,  belajar,  berkomunikasi,  dan bahkan  menghibur. Pada  dasarnya,  era  digital  mencerminkan  peralihan  dari  penggunaan teknologi  tradisional  ke  teknologi  yang  lebih  canggih  dan  terhubung. Dengan berbagai kemudahan dalam akses informasi dan teknologi, banyak anak muda yang justru menyalahgunakan kemudahan ini untuk hal-hal yang  menyimpang  dan  Saat  mereka  dapat mengakses  internet,  mereka  akan  mengalami degradasi mental dan mendorong penyimpangan perilaku seperti apa yang mereka lihat.

IPNU IPPNU memiliki strategi dalam upaya menghadapi tantangan generasi muda di era digital melalui kegiatan keagamaan, dengan mengadakan kajian keagamaan yang tidak hanya dilakukan secara langsung (offline) tapi juga secara daring (online) melalui berbagai platform yang tersedia. Kajian agama yang dilaksanakan berbentuk seminar atau webinar, dalam kegiatan tersebut   diselenggarakan   secara   online   maupun   offline   dengan   bertujuan   untuk meningkatkan  pemahaman  dan  pengetahuan  agama  islam. Kegiatan  ini  sudah  umum diselenggarakan oleh organisasi keagamaan seperti IPNU IPPNU dengan harapan untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan generasi muda melalui kajian ilmu agama ini. Untuk mengatasi  tantangan  generasi  muda  yang  melingkupi  kehidupannya, diperlukan  adanya metode  dakwah  yang  dapat  meminimalisir permasalahan  tersebut  agar  tidak  timbul penyimpangan  yang  merugikan  diri  sendiri  dan  orang  lain.  Untuk  itu  dakwah  harus dikemas  dengan  baik  dan  tepat. 


KESIMPULAN

Perkembangan  era  digital  memberikan  tantangan  signifikan  bagi  generasi  muda, terutama  dalam  aspek  moral  dan  identitas.  IPNU  dan  IPPNU  berperan penting  dalam membimbing  remaja  melalui  kegiatan  keagamaan  yang  inovatif  dan  adaptif.  Dengan memanfaatkan  teknologi,  kedua  organisasi  ini  menyusun  strategi  dakwah  yang  relevan, menarik, dan interaktif, sehingga dapat menjangkau lebih banyak pelajar dan memberikan pemahaman  nilai  keislaman  dengan  lebih  baik.  Fungsi  kegiatan  keagamaan  tidak  hanya sebagai  sarana  ibadah,  tetapi  juga  sebagai  penguat  identitas  dan  karakter  generasi  muda. 

Melalui pendekatan yang kreatif dan kontekstual, IPNU dan IPPNU diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda, seperti perilaku negatif, krisis  identitas dan terbawa arus pesatnya digitalisasi.  Dengan  demikian,  generasi  muda  dapat  menjadi  individu  yang produktif,   berakhlak   mulia,   dan   berkontribusi   positif   terhadap   masyarakat. Adanya pemanfaatan  platform  daring  dan  berbagai  metode  interaktif  dalam  dakwah  diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, kecintaan terhadap agama, serta membangun karakter positif  di  kalangan  generasi  muda.  Kegiatan  ini  diharapkan  juga  dapat  mendorong  anak muda untuk lebih aktif dan bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan zaman. Digitalisasi tidak akan menjadi tantangan besar jikalau kita mampu mengendalikan diri dan punya strategi yang positif untuk mewujudkan kebermanfaatan melalui digital.

Posting Komentar